![]() |
Wawancara saya dengan mbak Yosi di Pesantren Menulis di Merden (12/8) |
Pukul
sepuluh pagi, wanita ini sudah berada di antara rak-rak buku di perpustakaan desa Jendela Dunia untuk mengikuti Pesantren Menulis di Merden yang dilaksanakan Sabtu dan Minggu, 11 dan 12 Agustus 2012. Jendela Dunia, nama yang pernah diimpikannya
sebagai nama sebuah toko buku miliknya sendiri yang hingga sekarang belum bisa
terealisasi. Wiyosi Budi Utami Septi Esti, namanya. Orang-orang sering
menyapanya dengan nama Yosi. Ibu dua anak ini terlihat manis dengan jilbab
hijau dan blus kotak-kotak yang dipakainya pagi ini.
Wanita kelahiran 21 Mei 1978 ini sekarang bekerja sebagai staff perpustakaan di SMPN 2 Purwonegoro. Tak heran memang, Yosi merupakan lulusan jurusan sekretaris SMKN 1 Bawang tahun 1997. Kini ia pun sedang mengenyam pendidikan D2 di Universitas Terbuka.
Wanita kelahiran 21 Mei 1978 ini sekarang bekerja sebagai staff perpustakaan di SMPN 2 Purwonegoro. Tak heran memang, Yosi merupakan lulusan jurusan sekretaris SMKN 1 Bawang tahun 1997. Kini ia pun sedang mengenyam pendidikan D2 di Universitas Terbuka.
Awalnya
hanya karena tugas dari sekolah saja ia berada di Kelas Bebas Pesantren Menulis di Merden ini. Tak
ada yang spesial, hanya duduk bersama lesehan di dalam perpus unik di salah
satu sudut Banjarnegara. Ikut saja dulu, pikirnya. Namun, setelah beberapa jam
duduk bersama teman-teman dari berbagai usia dan latar belakang, ia mulai sadar
bahwa ia bisa menemukan hal baru disini. Suasana belajar bersama yang nyaman dan
tidak formal membuatnya betah dari pagi hingga sore hari. Apalagi Budhi Hermanto,
tentornya, membuat seakan semua sama, tidak pengaruh muda atau tua. Dan
semangatnya semakin meningkat saat datang Wuri, seorang perangkat dari desa
ujung bukit, Somawangi. Seperti ada teman senasib seper-”ibu rumahtangga”-an.
“Sebenarnya saya ngga pinter ngeblog atau apa itulah namanya, cuma apa salahnya belajar sesuatu yang baru. Jadi saya juga bisa ngawasi anak-anak kalau lagi buka internet.” Ujar ibu yang sudah bekerja sebagai staff perpustakaan sejak tahun 2004.
“Sebenarnya saya ngga pinter ngeblog atau apa itulah namanya, cuma apa salahnya belajar sesuatu yang baru. Jadi saya juga bisa ngawasi anak-anak kalau lagi buka internet.” Ujar ibu yang sudah bekerja sebagai staff perpustakaan sejak tahun 2004.
Ada
yang lain dari wanita asli Desa Merden ini. Perpustakaan yang sehari-hari
menjadi tempat nongkrongnya, ia manfaatkan untuk menambah pengetahuan dengan
buku-buku maupun majalahnya. Uniknya, Yosi menyukai hal-hal yang berbau jawa.
Ia menggandrungi koran-koran berbahasa jawa yaitu Penyebar Semangat asal Jawa
Tengah dan Ancas asal Banyumas. Tak jarang, ia mempraktekkan tips-tips dan berbagi
berita kepada orang lain yang membutuhkan. What a great people!
inspiratif bgt,
ReplyDeletecool...nilai 100..
ReplyDeleteAku kenal beliau sejak masih sekolah,dikenal pendiam dan disiplin sekali...
ReplyDeleteDan aku baru kenal dengan penulis ini, dan ternyata telah dikenal oleh dunia... :)
Maturnuwun mas. Maksudnya mendunia itu masih napak tanah ya? Hehehe. Senang kenal mas Bowo dan yang lain. :)
Deleteaaakk, bangga bisa mengenal mba Aninda ;)
ReplyDelete