Hela nafas itu menderu semakin kritis.
Ada yang harus dikeluarkan.
Tekanan itu semakin kuat.
Nurani tak lagi berjalan beriringan.
Ada yang harus disalahkan.
Mahasiswa, sang otot polos dalam diafragma kehidupan.
Menompang nafas kehidupan selamanya, berjalan mengikuti arus.
Mengenai keinginan, keadaan, dan kondisi tubuh.
Menyeimbangkan fakta, realita, dan opini publik.
Birokrasi, sahabat mahasiswa.
Birokrasi yang salah, musuh besar mahasiswa.
Pemerintahan, masa depan mahasiswa.
Pemerintahan rezim buruk, belati mimpi-mimpi mahasiswa.
Jangan main-main dengan mahasiswa.
Karena nyatanya mahasiswa saat ini kerjanya hanya main-main.
Memainkan diri sendiri untuk dipermainkan.
Jangan main-main dengan mahasiswa.
Karena mempermainkan mahasiswa sama saja dengan memainkan lakon generasi selanjutnya.
Yang mungkin tidak akan menjadi lebih baik dari saat ini dan seterusnya.
Akan terulangkah rezim otoriter yang tergulung seruan mahasiswa?
Kita lihat saja permainan mahasiswa.
Cukup 'maha' kah kekuatannya.
Sekuat titel yang ada di namanya.
Yogyakarta, sesaat sebelum senja.
No comments:
Post a Comment