Hari Minggu adalah
hari keluarga. Bagi anak-anak, piknik, rekreasi, ataupun sekadar jalan-jalan
keliling kota bersama keluarga adalah kesenangan yang diharapkan. Sedangkan
bagi orang tua yang bekerja, hari Minggu adalah hari untuk beristirahat dan
melakukan kegiatan lain, seperti halnya bersih rumah, bercengkrama dengan
tetangga, atau sekadar santai menonton televisi. Perbedaan inilah yang
seringkali menimbulkan konflik dalam keluarga. Jika orang tua tak mau
menghabiskan hari dengan rekreasi, sang anak bisa jadi hanya mengurung diri di
kamar seharian. Begitu juga sebaliknya, orang tua akan kelelahan menghadapi
hari Senin karena seharian berkegiatan. Sungguh dilema yang pahit yang
berpotensi menimbulkan konflik. Namun sebenarnya itu semua bisa diatasi jika segalanya
dilakukan dengan niat dan bahagia. Semua waktu tidak akan pernah terbuang
sia-sia.
Hari ini aku
habiskan waktuku untuk membaca, berkunjung ke rumah Budhe, bertemu dengan Ayah,
lalu kami semua mengunjungi pernikahan Paman Sepupu. Selesainya, kami berkumpul
di rumah Pakdhe dan berbincang sampai sore hari. Aku bahkan sempat tidur beberapa
jam dan menghabiskan satu bab buku Negotiation
in Social Conflict karya Dean G. Pruitt & Peter J. Carnevale. Setelah berpisah dengan Ayah yang akan kembali ke
Banjarnegara, aku kembali ke kos. Sebelumnya kusambangi minimarket di dekat kos
dan menghabiskan uang yang baru saja diberikan Ayah (ini menyedihkan..).
Malam ini aku berencana membaca bahan bacaan mata kuliah Strategi dan
mengerjakan tugas absurd Teori Politik Internasional.
Curhat? Sebenarnya
yang ingin aku ceritakan adalah bagaimana waktu begitu berharga untuk
disia-siakan. Berkumpul bersama keluarga adalah momen yang menyenangkan, menikmatinya
selagi masih bisa. Aku bahkan mengutamakan waktu untuk keluarga di atas
segalanya; urusan kampus, kantor, dan bahkan kuliah. Nope, I won’t let myself being wasted by myself, though. Urusanku bukan
hanya dunia, namun juga akhirat. Sekiranya selain waktu untuk keluarga bisa
menjadi waktu berpahala, semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, menjadikan
keinginan untuk membahagiakan mereka mengalir semakin deras. Momen penuh energi
ini penting untuk membuatku menjadi pribadi yang selalu bersyukur. Yuk, cintai
keluarga kita. :)